Namanya aneh bukan???
Ga juga kok..
Kalau anda sering berkunjung ke Jogja atau sekitarnya, penganan yang satu ini mesti mudah ditemukan.
Mengapa disebut nasi kucing?
Mungkin karena porsinya yang sedikit, sekepalan tanganlah kira-kira.
Satu bungkus nasi ini sangatlah mengenyangkan bagi anak kecil. Kalau orang dewasa, kurang tentunya.
Tapi sangat cukup untuk mengganjal perut yang meronta di sore hari. Tinggal ngacir ke dagang terdekat dan silahkan santap dengan lahap..
Harganya sangat murah
Ga juga kok..
Kalau anda sering berkunjung ke Jogja atau sekitarnya, penganan yang satu ini mesti mudah ditemukan.
Mengapa disebut nasi kucing?
Mungkin karena porsinya yang sedikit, sekepalan tanganlah kira-kira.
Satu bungkus nasi ini sangatlah mengenyangkan bagi anak kecil. Kalau orang dewasa, kurang tentunya.
Tapi sangat cukup untuk mengganjal perut yang meronta di sore hari. Tinggal ngacir ke dagang terdekat dan silahkan santap dengan lahap..
Harganya sangat murah
Saat pertama kali saya membeli nasi ini di Jogja, harganya sebungkus Rp.250,-.
Yup...
Murah sekali bukan?
Dengan berbekal uang seribu saja bisa membeli:
- nasi dua,
- gorengan dua
- dan dapat es teh manis.
Biasanya saya membeli sore jam empat dan jam limaan gitu. Karena jam segini biasanya perut sudah mulai lapar.
Karena tanggung dengan makan malam, ya dihatam dulu pake nasi kucing perutnya…
Membeli nasi dua saja perut sudah lumayan terisi.
- Harga gorengan Cuma Rp. 100,-
- dan es teh manis masih Rp. 200,-. Murah sekali…………..
So..
Uang seribu pun sangat cukup untuk mengeyangkan perut di dagang nasi kucing ( ditahun 2003 dan 2004).
Memang sangat ramah sekali dengan kantong ya..
Jika kebetulan uang di dompet lagi banyak recehan, maka nasi kucing adalah pelarian yang pas untuk mengenyangkan perut untuk makan malam..
Lumayan..
Daripada kelaparan..
Angkringan
Tempat orang menjual nasi kucing dikenal dengan Angkringan.
Dagangan di letakkan pada sebuah gerobak. Tidak hanya nasi kucing saja yang dijual lho.. Masih banyak makanan penggoda perut lainnya.
- Ada gorengan tempe,
- tahu,
- kadang ada juga tempe gembos,
- ceker ayam,
- kepala ayam,
- ati,
- sate telur puyuh
- dan masih ada yang lainnya.
Minuman juga tidak lupa disajikan, seperti :
- wedang jahe,
- es teh,
- es jeruk,
- teh anget,
- jeruk anget,
- kopi bahkan ada juga susu coklat.
Wuih...
Lengkap banget kan??
Tidaklah susah untuk menemukan angkringan di daerah Jogja. Bahkan di dekat kos saya dulu, ada 3 angkringan yang siap merayu uang di dompet untuk meloncat-loncat dan berpindah tangan.
Kebanyakan pedagang angkringan yang saya tahu, berasal dari daerah Klaten dan Gunung Kidul. Di setiap angkringan dipastikan selalu ramai.
Mungkin karena harganya yang murah kali ya?
Angkringan juga di kenal dengan HIK ( Hidangan Istimewa Kampung).
Ya..
Dari jenis makanan yang dijual merupakan makanan khas warga-warga di pedesaan.
Tetapi di angkringan kita akan menemukan berbagai jenis orang dari berbagai kalangan yang membeli makanan.
Sangat beragam..
Menu utama yang di cari dalam setiap angkringan sudah pasti adalah nasi kucing. Di samping kita juga bisa menikmati berbagai hidangan lainnya.
Jam buka
Penjual nasi kucing biasanya mulai buka sore sekitar jam empatan. Walaupun ada juga yang sudah mulai jualan dari pagi.
Biasanya mereka berjualan sampai larut malam. Bahkan saya pernah belanja pada jam dua pagi lho...
Jadi..
Bagi anda yang sedang berlibur dan akan jalan-jalan ke Jogja, jangan takut untuk kehabisan pasokan makanan pada malam hari. Karena pedagang angkringan siap melayani anda, hehehehe…….
Ok, kembali kepada nasi kucing.
Nasi kucing itu terdiri dari nasi dengan porsi yang bagi saya cukup dua bungkus untuk mengganjal perut (baca: agak kenyang).
Variasi lauknya ada :
- Sambal tomat ditemani dengan ikan kering.
- Ada juga lauknya tempe dan mie goreng.
Karena selalu penuh dan tempat untuk duduk sedikit ( biasanya para pembeli duduk di depan gerobak yang sudah di rancang sekaligus sebagai meja untuk meletakkan makanan), para pedagang akan menggelar tikar dan para pembeli akan duduk lesehan ( gaya makan yang sangat khas di Jogja, dengan duduk beralas tikar, satu lagi yang unik di Jogja).
Orang yang datang untuk membeli nasi kucing, tidak hanya sekedar makan dan kemudian pulang.
Mahasiswa banyak yang menjadi langganan nasi kucing ini.
Mereka biasanya datang berkelompok dan bisa menghabiskan waktu berjam-jam di angkringan. Mereka ngobrol, kadang ada juga yang membahas rencana kerja organisasi, tugas kuliah dan lain sebagainya.
Jadi di angkringan ini bisa melakukan berbagai kegiatan selain makan.
Walaupun tempatnya kecil..
Tetapi suasananya sangat menyenangkan. Saya juga bisa menghabiskan waktu yang lama berada di tempat ini dengan teman-teman.
Kangen nasi kucing
Mahasiswa banyak yang menjadi langganan nasi kucing ini.
Mereka biasanya datang berkelompok dan bisa menghabiskan waktu berjam-jam di angkringan. Mereka ngobrol, kadang ada juga yang membahas rencana kerja organisasi, tugas kuliah dan lain sebagainya.
Jadi di angkringan ini bisa melakukan berbagai kegiatan selain makan.
Walaupun tempatnya kecil..
Tetapi suasananya sangat menyenangkan. Saya juga bisa menghabiskan waktu yang lama berada di tempat ini dengan teman-teman.
Kangen nasi kucing
Pernah saya pada tahun 2009 sudah bekerja di Karawang. Ketika liburan saya main ke Jogja.
Saking kangennya saya sama angkringan dan nasi kucing, saya langsung menyambangi dagang nasi goreng terdekat.
Motor saya parkir disana dan langsung menuju angkringan yang ada disebelahnya..
Bersama pacar dan satu teman lainnya, saya langsung mengamuk.
- Mengambil 2 nasi kucing,
- telur ayam rebus,
- 1 sate ati dan jeruk anget.
Pacar juga tidak kalah galaknya, ia membeli
- es jeruk,
- sate telur,
- dan 3 gorengan.
Teman saya mengambil :
- 2 bungkus nasi kucing,
- es teh,
- satu sate ati.
Setelah selesai menghajar makanan tersebut bagai setan yang sudah insyar, saya langsung pergi ke motor untuk mengambil dompet yang tak taruh di jok.
“ Pinten pak kabeh?”, kata saya.
“ sSuluh ewu mas”.
Wah….
Murahnya...
Bayangkan..
Makan segitu banyaknya hanya sepuluh ribu rupiah. Sungguh sangat pas dikantong.
Mengingat pada tahun 2009 itu harga barang sudah pada melambung lagi.
Berbeda dengan apa yang terjadi pada awal saya datang ke Jogja pada tahun 2003 yang harganya masih sangat murah.
Pada waktu saya beli nasi kucing itu ditahun 2009 harganya sudah seribu sebungkus.
Saya belum tahu harganya sekarang. Mungkin nanti mau ke Jogja lagi mengenang jaman kuliah dan menikmati nasi kucingnya angkringan (berharap sekali, )
Baca juga :
Post a Comment for "Nasi Kucing, Makanan Khas Jogja Yang Patut Dicoba"