Waktu bersama selalu dimanfaatkan untuk bersantai berdua dan bepergian ke tempat favorit. Ya, kemana-mana selalu bersama.
Ketika dipagi hari mau berangkat bekerja, ia sudah menyiapkan secangkir teh plus roti sebagai sarapan pagi.
Inilah pembeda setelah bersamanya.
Dulu ketika masih bujang, buat teh sendiri, buat sarapan ya sendiri. Sekarang itu tidak lagi, karena sudah ada si dia..
Setiap suami pasti sangat mengharapakan layanan terbaik ini dari istrinya..
Baca juga :
Jago masak
Dia juga sangat pintar dalam hal memasak, saya menjadi fans no.1 untuk masakannya.
Semuanya masakan yang dibuatnya selalu enak..
Sumpah..
Dan setiap makan saya selalu nambah lagi, hehehehe... Entah apa yang ditaburinya dalam makanan sehingga rasanya selalu mengundang selera.
Bahkan ketika air hanya diisi garam olehnya, rasanya tetap asin.. :)
Berangkat kerjapun sudah siap tempur nih, karena perut sudah terisi dengan baik.
Istri saya juga bekerja di kantoran. Jadi saya kagum, selain mengurus pekerjaannya dikantor dan masuk pagi, dia juga bisa mengatur waktunya untuk membuatkan saya sarapan pagi.
Sweet...
Kalau malam dan bingung mau makan apa, langsung deh minta sambal bawang buatannya yang mengundang selera makan.
Pedasnya membakar..
Tambah telur goreng dan dibaluri sambal ini diatasnya..
Wuih.. Mantap..
Kegemaran kami melahap sambal bawang sudah berawal dari masa pacaran dulu ketika di Jogja, makan bersama diwarung lalapan dengan sambalnya yang mengundang selera.
Yang penting ada sambal, makan sama tempe atau telur rasanya sudah seperti makanan mahal yang enaknya tidak tertandingi.
Yah, namanya juga mahasiswa yang harus irit..
Kami harus berhemat tidak terkecuali dalam makanan. Bekal yang sudah diberikan selama sebulan kalau bisa dihabiskan selama dua bulan.
Kalau bisa lho..
Dan sering kami berhasil menyimpan beberapa puluh ribu diakhir bulan untuk digunakan menyantap makanan di tempat yang lebih enak lagi.
Sekali-sekali boleh kan makan ditempat yang kece?
Caranya dengan menghemat uang bulanan dan setiap hari makan makanan yang gizinya cukup, ada sayur dan tempe, sudah cukup..
Dan sampai sekarang kebiasaan itu terbawa dalam hidup berumah tangga. Menu utama didominasi oleh tempe atau tahu.
Saya tidak pernah mengeluh, apapun yang dimasak saya hajar tanpa ampun.. Kan sudah dibilang diatas, kalau apapun yang dimasak olehnya selalu enek.. Eh, enak maksudnya.. :)
Sumpah, saya tidak bohong..
Istri sampai sekarang masih bekerja kantoran dan dia pun kelayapan diluar rumah sampai sore, kadang sampai malam.
Tapi ia tidak pernah berhenti menyiapkan sarapan untuk kami..
Kami?
Iya, sekarang sudah ada bocah imut menggemaskan yang meramaikan rumah sederhana ini..
Ketika istri sudah berangkat, giliran sayalah yang bertugas memberi makan kepada si kecil dan memastikan ia tidak kelaparan.
Saya tidak bekerja kantoran lagi, mengingat harus berbagi tugas mengasuh si bocah imut.
Resign dari kantor adalah pilihan saya dan memutuskan untuk membidik peluang kerja lain yang bisa dilaksanakan sore hari.
Jadi ketika istri pulang, giliran sayalah yang kelayapan mengumpulkan lembaran-lembaran uang berwarna merah.. hehehe...
Ok, balik ke makanan
Istri itu masaknya simpel dan ga ribet..
- bawang merah
- bawang putih
- cabai
- garam
- gula
Bumbu yang digunakan pun itu-itu saja..
Tapi sentuhannya itu yang membuat rasa makanan menjadi berbeda.
Uenakkk banget lho...
Contohnya membuat telur goreng..
- telur dipecahkan dan kemudian diberikan sedikit garam, bawang merah potong dan cincangan cabai.
- diaduk sampai lebur
- langsung deh dituangkan ke dalam minyak yang panas..
Sreengg.....
Telur jadi..
Pas saya makan, mulut melepuh karena panas... hehehe...
Sabar ya..
Tunggu dingin dulu..
Saya robek sedikit telurnya, campur dengan nasi..
Nyamm... Enaknya...
Enak banget...
Hal ini sangatlah berbeda ketika saya membuat telur goreng seperti itu. Rasa enaknya hilang entah kemana.
Yang terasa hanya garam..
Huekkk...
Inilah bedanya sentuhan seorang yang suka masak dengan "cinta" dengan saya yang memasak asal memenuhi tuntutan perut..
Sayapun memutuskan menyerah untuk memasak..
Setiap hari, makanan-makanan enak dan nikmat hasil racikan istrilah yang menemani. Beli makan diluar jadi malas.. (baca : pelit dan takut uangnya habis).
Istripun sudah menghitung, kalau setiap hari membeli makanan bertiga, sekali makan 30ribu, sehari sudah hampir mencapai 100ribu.
Kalau memasak sendiri, uang 100ribu ini bisa diberdayakan untuk 3-4 hari..
Nah lho..
Dengan catatan makanannya tidak yang mahal-mahal ya..
Contohlah kami yang lebih doyan makan tempe dan tahu.. hehehehe...
Kami harus hemat, karena penghasilan bulanan juga disisihkan untuk membayar hutang.
Kami tidak bisa makan ditempat-tempat keren yang sekali makan bisa habis ratusan ribu. Minumnya saja ada yang 30ribuan..
Kami tidak bisa..
Oleh karena itulah istri memasak setiap hari dan membawa bekal makan siang ke kantornya. Makanan olahan sendiri kan lebih sehat ya??
Dan yang lebih penting, saya dan anak setiap hari bisa menikmati sarapan nikmat kreasi ibu tercinta..
Terima kasih ibu..
Baca juga :
Waaahhhh so sweat gan.. ^^
ReplyDeleteIstrinya cantik juga.
Hihihihi..
ReplyDeleteNanti kalo sudah punya rumah sendiri baru masak sepuasnya sayang..
semangat..
@styler 199 : ya gan, sekali-sekali romantis sama istri...
ReplyDeletehehehehe... thanks ya...
@putri : Ok,nanti dimasakin setiap hari dah...
mantap....