Disini kita akan bisa melihat berbagai macam barang yang dijual oleh banyak pedagang dan para pengunjung sangatlah ramai.
Ramai buanget...
Ketika lagi asyik melirik cewek-cewek cantik berseliweran..
Eh, maksudnya melihat barang-barang yang dipajang oleh para pedagang dikanan dan kiri jalan..
Tiba-tiba saya melihat bapak yang sudah tua berpakaian sederhana membawa 4 buah keranjang berjalan kaki.
Keranjang dari rotan untuk tempat baju kotor itu lho..
Rasa kasihan pun langsung menyelimuti hati dan rasanya ingin sekali meringankan beban si bapak tersebut..
Saya orangnya begituan, ketika melihat orang kesusahan langsung merasa iba.. Insting saya berkata kalau bapak ini harus dibantu..
Harus...
Langsung beraksi
Saya kasih tahu istri, kalau saya mau beli keranjang seperti itu untuk tempat baju kotor, dan juga sekalian membantu bapak itu agar keranjangnya cepat habis.
Istripun setuju karena merasa kasihan juga melihat bapak tua tersebut membawa banyak keranjang.
Dalam hati pun saya berpikir :"bapak tua, saya datang untuk membantu bapak dengan membeli keranjang itu. Tunggulah saya..".
Dalam hal ini ada dua kepentingan, membeli keranjang dan membantu bapak tua tadi.
Eh, maksudnya melihat barang-barang yang dipajang oleh para pedagang dikanan dan kiri jalan..
Tiba-tiba saya melihat bapak yang sudah tua berpakaian sederhana membawa 4 buah keranjang berjalan kaki.
Keranjang dari rotan untuk tempat baju kotor itu lho..
Rasa kasihan pun langsung menyelimuti hati dan rasanya ingin sekali meringankan beban si bapak tersebut..
Saya orangnya begituan, ketika melihat orang kesusahan langsung merasa iba.. Insting saya berkata kalau bapak ini harus dibantu..
Harus...
Baca juga :
Langsung beraksi
Saya kasih tahu istri, kalau saya mau beli keranjang seperti itu untuk tempat baju kotor, dan juga sekalian membantu bapak itu agar keranjangnya cepat habis.
Istripun setuju karena merasa kasihan juga melihat bapak tua tersebut membawa banyak keranjang.
Dalam hati pun saya berpikir :"bapak tua, saya datang untuk membantu bapak dengan membeli keranjang itu. Tunggulah saya..".
Dalam hal ini ada dua kepentingan, membeli keranjang dan membantu bapak tua tadi.
Lanjut!!
Kita pun langsung mendekati bapak tua tersebut dan saya pun mulai menawar tanpa ada basa-basi.
Saya :"Pak, berapa keranjangnya satu?".
Bapak tua melihat dengan muka aneh ke arah saya. Dia terlihat tidak senang..
Lho ada apa ini?
Harusnya kan dia gembira jika ada yang membeli keranjangnya. Saya jadi bingung dibuatnya dan bapak tua itu pun membalas,
Bapak tua melihat dengan muka aneh ke arah saya. Dia terlihat tidak senang..
Lho ada apa ini?
Harusnya kan dia gembira jika ada yang membeli keranjangnya. Saya jadi bingung dibuatnya dan bapak tua itu pun membalas,
Bapak tua :"Dik, saya juga baru membeli keranjang ini untuk dirumah, jadi saya tidak menjualnya. Maaf ya. Kalau mau beli, penjualnya ada disebelah sana".
Cegeeerrrrrrrr......
Hati saya remuk redam..
Kirain si bapak jualan keranjang, ga jadi dong berbuat baiknya..... Kita berdua pun segera melipir menjauh agar tidak ketemu bapak tua itu lagi..
Malu rasanya.. :)
Hati saya remuk redam..
Kirain si bapak jualan keranjang, ga jadi dong berbuat baiknya..... Kita berdua pun segera melipir menjauh agar tidak ketemu bapak tua itu lagi..
Malu rasanya.. :)
Maaf ya pak, saya kira bapak pedagang keranjang. Habisnya bapak bawa keranjang banyak dan saya kasihan lihat bapak..
Niat baik tak berbalas
Saya jadi sadar..
Orang yang kita ingin bantu ternyata tidak memerlukan bantuan sama sekali..
Ketika ingin membantu bapak-bapak untuk membeli barang dagangannya, eh ternyata bapak itu ternyata seorang pembeli juga..
Saya salah menilai..
Bukan berarti orang yang membawa keranjang banyak dengan penampilan 11/12 seperti seorang penjual adalah orang yang ingin mengobral barang yang digotongnya.
Hmmmm...
Kali ini saya keliru berat..
Jadi malu sendiri deh..
Ketika mengingat kejadian ini, kami berdua hanya bisa tertawa geli dan memang begitulah hidup ini, penuh kejutan yang tidak terduga..
Niat baik tak berbalas
Saya jadi sadar..
Orang yang kita ingin bantu ternyata tidak memerlukan bantuan sama sekali..
Ketika ingin membantu bapak-bapak untuk membeli barang dagangannya, eh ternyata bapak itu ternyata seorang pembeli juga..
Saya salah menilai..
Bukan berarti orang yang membawa keranjang banyak dengan penampilan 11/12 seperti seorang penjual adalah orang yang ingin mengobral barang yang digotongnya.
Hmmmm...
Kali ini saya keliru berat..
Jadi malu sendiri deh..
Ketika mengingat kejadian ini, kami berdua hanya bisa tertawa geli dan memang begitulah hidup ini, penuh kejutan yang tidak terduga..
Baca juga :
admin blognya punya belas kasihan yang sangat tinggi, semoga kita semua punya hati seperti itu...
ReplyDelete@susan lolo bua : trimakasih komennya ya.. jadi tersanjung, hehehehehe....
ReplyDeletesalam blogger ya..
Sangat tersentuh juga :')
ReplyDelete@alhamim dwi putra : semoga ceritanya bermanfaat ya...
ReplyDelete