Di Bali, bayi yang baru berusia tiga bulan akan dibuatkan upacara untuk pemberian nama dan inilah momen resmi dimana bayi untuk pertama kalinya boleh menginjakkan kakinya di tanah.
Upacaranya sudah dimulai sejak jam 4 dini hari, mulai dari mempersiapkan bahan-bahan yang diperlukan dan menyiapkan makanan bagi para tamu.
Kesibukan sudah terlihat jelas, bahkan dari beberapa hari sebelumnya. Mengingat banyak bahan yang diperlukan untuk melakukan upacara ini.
Karena masih tinggal di kampung, para tetangga dan keluarga tumpah ruah meringankan beban kami menyiapkan segala sesuatunya..
Kesibukan sudah terlihat jelas, bahkan dari beberapa hari sebelumnya. Mengingat banyak bahan yang diperlukan untuk melakukan upacara ini.
Karena masih tinggal di kampung, para tetangga dan keluarga tumpah ruah meringankan beban kami menyiapkan segala sesuatunya..
- Tidak punya ini, ada yang menawarkan
- Mau beli itu, ada yang langsung bergerak
Sehari menjelang upacara, rumah sudah ramai dan semuanya bahu membahu menyiapkan perangkat upacara agar besoknya tidak kelabakan.
Acara inti baru dimulai pada pukul 9 pagi.
Pada hari H, keriuhan sudah dimulai dari pukul 4 pagi. Para keluarga dan undangan (biasanya keluarga besar dan tetangga) sudah menyerbu lokasi. Mereka siap membantu membuat racikan makanan atau keperluan upacara yang belum lengkap.
Ramai pokoknya..
Dan tibalah kami pada puncak acara, dimana sang bayi akan segera diberkati dan namanya secara resmi disahkan lewat upacara ritual.
Ada kejutan bule datang
Nah, ada yang unik pada saat upacara. Ketika sudah mau selesai, tiba-tiba ada 3 orang bule nyelonong, menyeruak diantara keramaian dan meluncur ke arah kami duduk..
Saya bingung,..
Kok ada bule nyasar kesini ya??.
Tanpa tedeng aling-aling, mereka langsung menodongkan sesuatu. Kami sontak terkejut dan kelimpungan..
Mereka menyerahkan bingkisan, sembari melemparkan beberapa patah kata "congratulation for this ceremony, and always hoping the best for your child"..
Wualah...
Mereka tahu kalau saya yang punya gawe dan ngeh sekali jika ini adalah upacara untuk anak saya yang pertama..
Teka-teki pun terjawab..
Beberapa saat kemudian datanglah seseorang yang sangat saya kenal menyusul dibelakangnya, ia adalah paman saya. Kebetulan beliau merupakan "tour guide" yang sering seliwar-seliwer menghantarkan tamu ke tempat-tempat eksotik yang ada disekitar rumah atau keliling Bali.
Hadiahnya adalah gajah lucu dan imut diatas..
Kami pun akhirnya larut mengobrol sambil bercanda tawa dan tak lupa saya ucapkan terima kasih. Mereka datang dari Swiss dan berlibur di Bali.
Wah, Bali sudah tercium kepopulerannya sampai Swiss yang jauh disana..
Sebagai imbalan atas hadiah tersebut, bule-bule itupun langsung digiring menuju tempat makan, dimana mereka bisa melahap sajian tradisional khas Bali.
Tentunya dengan bumbu yang lebih kalem..
Makanan dikampung memang rakus dengan bumbu-bumbu keras, jika perut tidak siap, bisa langsung menginap lama di toilet..
Karena itulah, makanan yang ditawarkan lebih lembut mengingat mereka pastinya jumpalitan jika perutnya disapa makanan kami.. :)
Kasihan kan jika mereka harus mendekam lama di toilet?
Mereka kesini untuk liburan dan liburan mengharuskan kondisi yang fit tanpa diganggu rasa sakit, apalagi sakit diperut yang sedikit-sedikit harus menyapa kamar mandi..
Senangnya ada bule yang berkunjung ke rumah kami.. hehehehe...
Lain kali datang lagi ya guys..
Menawarkan keramahan Bali
Sebagai warga Bali yang perputaran ekonominya banyak bergantung dengan pariwisata, inilah secuil tindakan yang bisa kami lakukan. Melayangkan keramahan kepada orang asing yang sudah meluangkan waktunya menyusuri bumi yang indah ini.
Lain kali datang lagi ya guys..
Menawarkan keramahan Bali
Sebagai warga Bali yang perputaran ekonominya banyak bergantung dengan pariwisata, inilah secuil tindakan yang bisa kami lakukan. Melayangkan keramahan kepada orang asing yang sudah meluangkan waktunya menyusuri bumi yang indah ini.
- Mereka disambut hangat
- Disapa sehingga mereka nyaman
- Senyuman ramah dari semua orang yang hadir pada upacara anak kami
- Merasakan makanan tradisional gratis..
Itulah tindakan yang bisa dilakukan..
Memberikan kesan mendalam dihati, sehingga dikampungnya yang ada di Eropa sana, mereka bisa menyebarkan kehangatan yang diperoleh di Bali ke rekan, teman, keluarga dan masyarakat luasnya.
Hasilnya, Balipun semakin dikenal dan meningkatkan kunjungan wisatawan..
Akhirnya kami sendirilah yang diguyur manfaat dengan banyaknya tamu yang mampir. Peluang kerja meningkat, ekonomi meroket dan semua sejahtera..
Silahkan baca juga :
Post a Comment for "Kejutan di Upacara Tiga Bulanan "Satya""