Mimpinya punya pasangan hidup yang bisa diajak bertukar cerita dan pikiran, mampu mengerti kita, dan memahami kelemahan yang ada.
Itulah harapannya..
Namun apa daya, adu argumen pasti terjadi dan memang tidak bisa dihindari.
Hampir semua pasangan yang curhatannya pernah nyangkut di telinga, pasti membahas masalah saling tidak mengerti dan salah paham.
Apakah itu wajar?
Wajar sih menurut saya..
Dan itulah yang menjadi bumbu penikmat dua insan berbeda yang menjalin hubungan, berlandaskan cinta yang mekar di hati.
Obrolan tidak nyambung
Sepele dan kecil kelihatannya, namun bisa memicu letupan kecil, tak jarang malah merembet dan menimbulkan ledakan besar.
Duaarrrrrrrrrr.........
Pernah mengalaminya tidak?
Yang satu meminta ini, tapi pasangannya mengira yang itu.
Jelas ga nyambung.
Karena kesal dan sering seperti itu, yang satu marah dan yang satu tidak terima..
Jegerrrrr...
Perang pecah dan menjadi ajang adu pantun yang tidak berirama, tak karuan. Suara-suara sumbang langsung beradu di udara.
Ga enak kan mendegar dan melihat pemandangan seperti ini?
Bayangkan, berawal dari salah tangkap perintah, langsung berubah menjadi perang kata-kata. Yang bahkan bisa menyentil hati terlembut..
Sakit hati muncul..
Nah lho..
Efeknya besar sekali ya.
Tidak pernah mengira kalau hanya gara-gara masalah seperti itu langsung menimbulkan perdebatan yang ujung-ujungnya menimbulkan goresan di hati.
Ketika sudah dibekap rasa marah, pikiran tidak terkendali. Rasanya ingin membalas semua yang sudah dibentakkan kepada kita.
Tidak mau kalah pokoknya..
Tapi..
Jika kita sudah mengalaminya beberapa kali dan mengerti karakter pasangan, kejadian yang lebih parah bisa dicegah.
Contoh :
"Pak, tolong ambilkan daun"
"Kamu kan lagi masak bu, ngapain pakai gaun?"
Istri bergemeretak giginya...
"Daun bapak... D-A-U-N.... daun.. Gitu saja ga dengar, masih muda kok lelet"..
Nah...
Respon suami yang berikutnya bisa menentukan peperangan akan lebih sengit atau ayem.
Respon suami yang berikutnya bisa menentukan peperangan akan lebih sengit atau ayem.
Misalnya suami merespon, "Aku kan dengarnya gaun. Makanya kalau ngomong yang jelas, jangan kumur-kumur. Sudah nyuruh, pakai marah-marah, kesal tahu"
Ok, disini kita tahu apa yang terjadi selanjutnya kan..
Suanananya bakalan "pecah" banget..
Ribut lanjutan tak terelakkan lagi..
Ribut lanjutan tak terelakkan lagi..
Sekarang bagaimana jika respon suaminya seperti ini..
"Oh daun ya bu.. Maaf bapak salah dengar, kirain gaun. Ok deh, saya ambilkan sekarang, sabar ya"..
Gimana kira-kira perasaan istri mendengar suara penuh kedamaian seperti itu?
Mungkin dia akan malu sendiri karena sudah marah-marah, menyesal mengapa ia harus berbicara seperti itu.
Disinilah manfaat dari pengalaman mengalami kejadian pertengkaran seperti itu..
Sang suami tahu, kalau dilawan bakalan semakin runyam. Jadi lebih baik mengalah demi keamanan.
Bukan suami yang takut istri ya..
Tetapi suami yang mengerti istri, tidak selamanya sebagai suami harus lebih powerful dan superior. Ada saatnya mereka harus melunak.
Demi apa?
Demi suasana rumah tangga yang lebih tenang dan harmonis lagi. Tujuan menjalin tali pernikahan kan seperti itu ya?
Ciee.. ahli banget ini.. :)
Apa manfaat lainnya?
Suami bisa memperoleh pengertian seperti itu karena sudah mengalami kejadian saling sahut yang tak berujung.
Ia males menghadapi suasana itu lagi.
Jadi ketika situasi mulai bergolak, ia dengan cekatan membalas respon istri dengan lemparan kata-kata yang lembut, tidak perlu ikut terseret dalam arus emosi.
Istripun tidak melanjutkan marahnya ke level yang lebih pedas.
Ia merasa beruntung memiliki pasangan/suami yang mau mengerti dan tidak ikut terpancing suasana emosi.
Pastinya sang istri bersyukur karena pertengkaran tidak terjadi.
Di pihak perempuan juga sama, bisa menerka keadaan.
Saat suami melontarkan nada tinggi, ia bisa meredamnya dengan halus nan lembut. Sang suamipun bakalan mengerem amarah.
Masih terus belajar
Saya sering menjumpai dimana pasangan yang sudah lama menjalin tali perkawinan, puluhan tahun, masih terjebak dengan permainan nada-nada tingkat tinggi.
Bahkan mereka tidak ragu mempertontonkannya.
Ini membuktikan bahwa saling mengerti adalah proses pembelajaran yang tidak permah selesai.
Terus dan terus diasah..
Semakin banyak kita mengenal situasi yang menyerempet pertengkaran, semakin kita tahu bagaimana caranya menjauhinya.
Mari belajar dan belajar..
Mungkin inilah yang menjadi seni dalam menjalin hubungan, belajar untuk memahami dan semakin mengerti pasangan.
Banyak lho mereka yang sukses menerapkan ini dalam hidup.
Berbahagia sampai tua dan tetap bergandengan tangan menyambut usia yang semakin senja.
Bukankah itu harapannya?
Baca juga :
Post a Comment for "Penyebab Pasangan Sering Bertengkar, Obrolan Tidak Nyambung!"